Monday, January 13, 2020

Kumpulan Komentar Blog Pribadi Marsigit

Dosen Pengampu: 
Prof. Marsigit, M.A (Yogyakarta State University)
Prof. Ruyu Hung, Ph.D (National Chiayi University)


Kumpulan Komentar Blog Marsigit Philosophy 2019
oleh Yogi Ageng Sri Legowo

Assalamualaikum.

1.      Dalam dialog menunjukkan Limbuk kurang yakin dengan nilai kebenaran akan persepsinya sendiri, sehingga mencari pembenaran dari persepsi orang lain. Limbuk tidak tahu bahwa yang dilakukan (memperoleh persepsi yang selalu baik dari semua orang) adalah ketidakmungkinan. Karena, jika melihat kembali pesan dari Cangik bahwa sumber dari persepsi adalah apersepsi, maka semua orang memiliki pengalaman hidup dan nilai kebenaran atau kebaikan masing-masing. Menuntut dipersepsikan “baik” dari semua orang, berarti hadir dalam setiap pengalaman hidup setiap orang dalam kondisi selalu baik. Dan kita tahu yang dapat melakukannya hanya Allah, Yang wajib dipersepsikan terbaik walaupun kenyataan yang kita indra hanya keagungan-keagungan ciptaan-Nya.
Jika persepsi berdasarkan apersepsi, maka:
1)      Orang baik akan mempersepsikan “baik” sesuatu yang baik.
2)      Orang baik akan mempersepsikan “buruk” sesuatu yang buruk.
3)      Orang yang buruk tidak selalu benar mempersepsikan kebaikan atau keburukan, karena mungkin apersepsi yang dimilikinya buruk.
Menginginkan dipersepsikan baik oleh semua orang, untuk orang yang baik, hanya berlaku untuk semestanya orang baik. Bukan Semua orang dalam semesta “seluruh umat manusia”.
2.      Terbuka lagi cakrawala pengetahuan saya bahwa dapat dimungkinkan matematika masuk dalam ranah afektif. Kita tidak meragukan kevalidan matematika dalam menginterpretasikan kebenaran duniawi dengan matematikanya, namun mendiskripsikan sikap ikhlas dengan matematika merupakan sesuatu yang baru akan memberikan inspirasi akademisi untuk mengembangkan matematika di dimensi lain secara luas dan mendalam.
3.      Toleransi merupakan bentuk kecerdasan tertinggi. Sebaliknya intoleransi merupakan kecerdasan paling rendah, dimana dia hanya memikirkan diri sendiri, sedangkan dimensi diri sendiri sangat terbatas untuk menggambarkan kebenaran system. Toleransi tidak hanya diperoleh dengan memahami diri sendiri, namun memahami orang lain. Memahami diri sendiri memang sulit, namun lebih sulit memahami objek di luar diri sendiri, sehingga dibutuhkan rasa ingin tahu dan tahu untuk berasa. Toleransi ilmu yang tidak aka nada batasnya, karena objek berubah seiring perubahan jaman. Toleransi berlapis-lapis. Pada Batasan tertentu toleransi dibutuhkan pada lapisan yang lain intoleransi dibutuhkan. Toleransi yang paling sederhana adalah memahami kedudukan diri sendiri terhadap Allah, bahwa manusia hanya hamba yang berketerbatasan. Namun sesederhana-sederhananya toleransi adalah sesulit-sulitnya intoleransi.
4.      Terkejut berarti terjadi di luar prediksi atau berjalan tidak pada umumnya. Namun dalam belajar, kita juga perlu terkejut, yaitu memperoleh pengetahuan yang belum pernah kita peroleh. Semakin banyak terkejut, berarti semakin banyak hal baru yang kita ketahui, sehingga semakin berpengatahuan kita, maka kita tidak akan gampang terkejut. Tingkat keterkejutan kita sebanding dengan tingkat kedudukan kita. Seorang daksa akan terkejut dengan ilmu dewa, namun seorang dewa akan sulit dikejutkan oleh seorang daksa. 




Marsigit
Marsigitism
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat 2019
Marsigit Philosophy
Marsigit Philosophy 2019

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar di sini

THE CONCEPT AND APPLICATION OF “GAME” IN PRIMARY SCHOOL

THE GROUNDED THEORY STUDY: THE CONCEPT AND APPLICATION OF “GAME” IN PRIMARY SCHOOL IN THE INDUSTRIAL ERA 4.0 (KONSEP DAN APLIKASI "PE...