Sunday, January 12, 2020

Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran



Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai  oleh guru sebagai pelaksana kurikulum. Bagian-bagian berikut dari modul ini akan difokuskan pada uraian tentang evaluasi dalam fase pengembangan kurikulum tujuannya, berbagai konsep/model evaluasi yang pernah dikembangkan, tinjauan masing- masing konsep/model, dan akhirnya model evaluasi yang disarankan. Seorang guru harus memahami betul mengapa  suatu  kurikulum  harus  dievaluasi  dan  apa  yanmenjadi tujuan dari evaluasi kurikulum.
Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk keperluan :
1.      Perbaikan Program.
Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang   dikembangkan. Disini evaluasi   lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam sistem itu sendiri karena evaluasi itu dipandang sebagai faktor   yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
2.      Pertanggungjawaban  kepada  berbagai  pihak.  
Selama dan terutama pada akhir fase pengembangan kurikulum, perlu adanya semacam  pertanggungjawaban dari pihak  pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan, dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan.
Bagi pihak pengembang kurikulum, tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu ‘keharusan’ dari luar. Sekalipun demikian hal ini tidak bisa kita hindari karena persoalan ini mencakup pertanggungjawaban sosial, ekonomi dan moral, yang sudah merupakan suatu konsekuensi logis dalam kegiatan pembaharuan pendidikan. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang  sedang dikembangkan serta usaha lebih lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan- kelemahan, jika ada, yang masih terdapat. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut di atas itulah diperlukan kegiatan evaluasi.
3.      Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan: Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula   kurikulubaru tersebut akan disebar luaskan ke  dalam sistem yang ada?  Ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan  pertamdipandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir fase pengembangan. Pertanyaan tersebut hanya mempunyai dua kemungkinan jawaban – ya atau tidak. Secara teoritis dapat saja terjadi bahwa jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Bila hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan biaya, tenaga dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma; peserta  didik  yang  telah  menggunaka kurikulum  baru  tersebuselama fase pengembangan telah terlanjur dirugikan; sekolah-sekolah dimana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali menyesuaikan diri lagi kepada cara lama; dan lambat laun akan timbul sikap skeptis di kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pembaharuan pendidikan dalam bentuk apapun.
Pertanyaan kedudipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase   pengembangan kurikulum.  Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang- kurangnya tiga anak pertanyaan aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu di dalam sistem  yang ada. Pertanyaan-pertanyaan ini dirasakan lebih bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral maupun teknis.
Gufron (2010) menyatakan bahwa fungsi evaluasi kurikulum dan pembelajaran meliputi:
1.      Bagi Pendidikan, evaluasi berfungsi untuk mengukur kedayagunaan dan keberhasilan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan.
2.      Bagi Pembelajaran, evaluasi berfungsi untuk mengukur kedayagunaan dan keterlaksanaan kurikulum dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran.
3.      Diagnosis, evaluasi dilakukan untuk memperoleh informasi atau masukan dalam rangka mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum.
Dalam tulisan yang sama, Gufron (2010) menyampaikan beberapa asas dalam evaluasi kurikulum yaitu:
1.      Rasional; kebuthan nyata dilapangan.
2.      Spesifikasi; jelas dan khusus.
3.      Manfaat; berguna bagi peserta didik.
4.      Efektivitas; berhasil guna.
5.      Kondisi; prasyarat dalam implementasi kurikulum.
6.      Praktis; pendukung pelaksanaan kurikulum.
7.      Diseminasi; perbaikan kurikulum berikutnya.




Secara garis besar Gufron (2010) mendeskripsikan evaluasi kurikulum dan evaluasi pembelajaran seperti terlihat dalam table 1.

Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Pembelajaran
Konsep
evaluasi terhadap substansi dan format desain kurikulum.
evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran
Sasaran
(a) substansi; tujuan, bahan, pembelajaran, dan evaluasi;
(b) format; kelayakan-teknik.
(a) tahapan; pembukaan, pelaksanaan, dan evaluasi;
(b) kegiatan; interaksi edukatif dosen-mahasiswa.
Kriteria
(a) relevansi, (b) kelengkapan, (c) efisiensi,  (d) signifikan, (e) efektivitas, dan (e) praktis.
(a) relevansi dengan desain kurikulum, (b) efisien,  (c) signifikan, (d) efektif, dan (e) pedagogis.
Prosedur
(a) penentuan tujuan evaluasi, (b) desain evaluasi,      
(c) pengembangan instrumen, (d) kalibrasi instrumen evaluasi,  
(e) pengumpulan data,
(f) analisis data,
(g) interpretasi hasil, dan
(h) tindak lanjut hasil.
a) penentuan tujuan evaluasi,
(b) desain evaluasi,
(c) pengembangan instrumen, (d) kalibrasi instrumen evaluasi, (e) pengumpulan data,
(f) analisis data,
(g) interpretasi hasil, dan
(h) tindak lanjut hasil.


Marsigit
Marsigitism
Marsigit Filsafat
Marsigit Filsafat 2019
Marsigit Philosophy
Marsigit Philosophy 2019

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar di sini

THE CONCEPT AND APPLICATION OF “GAME” IN PRIMARY SCHOOL

THE GROUNDED THEORY STUDY: THE CONCEPT AND APPLICATION OF “GAME” IN PRIMARY SCHOOL IN THE INDUSTRIAL ERA 4.0 (KONSEP DAN APLIKASI "PE...